Dan malam ini kumasih terduduk sendiri berselimut sepi
Masih menanti untuk hari yang dulu kau janji
Tenanglah, kumasih bersabar menunggumu untuk pulang
Kau tahu pula bahwa sabar ada batas waktunya, tapi tidak untukmu sayang
Hanya kutakut bahwa kau telah lupa akan jalan menuju rumah, padaku
Aku masih menunggumu, sendiri dibalik tembok kamar yang dingin
Hanya suara jangkrik yang bernyanyi, berbaik hati menghibur diri
Guna mencegah keheningan pada kerinduan malam ini
Kasih, pagi ini pun burung-burung kecil masih terus bercerita tentangmu
Tentang kau dan selimut tetangga yang tengah membalut dirimu
Kukutuk mereka dalam batinku dan menutup pendengaran dan hatiku untuk celotehnya
Meski suara merdu burung-burung itu begitu menggugah hati tuk mencari tahu
Semua karena kutakut, Aku takut celoteh itu benar adanya
Kutahu sayang, selimut tatangga takkan mampu menjanjikan kehangatan untukmu
Karena selimut itu tidak akan pernah sehangat kasih yang kumiliki
Kasihku bagaikan rembulan yang setia menemani malammu yang sepi
Cahayanya menjanjikan kehangatan untuk malam-malam yang dingin
Kasihku akan melindungimu dari terpaan angin malam yang menggetarkan hati
Tahukah kau kasih? Tak henti kutitip namamu dalam tiap doaku
Agar terhindar dirimu dari godaan iblis dibalik selimut tetangga itu
Pulanglah sayang, jangan biarkan kuterus menunggumu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar